• Sejarah
  • Budaya
  • Pendidikan
  • Essay
Sabtu, Januari 23, 2021
Pelajar Profetik
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Pelajar Profetik
No Result
View All Result
Home Essay

Liberalisasi Pemikiran Islam: Gerakan bersama Missionaris, Orientalis dan Kolonialis

admin by admin
2020/09/04
in Essay
4 min read
0 0
0
Liberalisasi Pemikiran Islam: Gerakan bersama Missionaris, Orientalis dan Kolonialis
13
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Oleh: Aisyah Chairil, S.H (Ketua Koordinator Wilayah Korps PII Wati Yogyakarta Besar)

Buku ini ditulis oleh Hamid Fahmy Zarkasy dan telah dicetak dua kali. Cetakan kedua diterbitkan oleh Center for Islamic and Occidental Studies (CIOS) Gontor. (-red)

Buku yang diterbitkan pada Maret 2010 dengan ketebalan 12×18 cm dan 139 halaman ini (-red) adalah amal ilmiah dari hasil ramuan penulis sebagai sebuah informasi seakaligus peringatan filtrasi bagi umat Islam dunia bahwa hari ini umat Islam tengah menghadapi arus Globalisasi yang tidak dapat dibendung derasnya namun juga tidak juga harus ditolak secara keseluruhan keberadaannya.

Disadari atau tidak arus tersebut telah mengakibatkan terjadinya tiga praktik besar yakni; Kolonialisme, missionarisme dan orientalisme. Akibatnya, terjadi percampuran konsep-konsep asing ke dalam kehidupan umat Islam, sehingga terjadi hegemoni Framework pada cendikiawan Muslim, baik yang mengakui liberal ataupun tidak.

Buku ini menjadi sangat penting karena penulis menjelaskan hal-hal krusial untuk memahami substansi dari buku. Memaparkan hakekat peradaban Barat dan perbedaannya dengan Islam dalam rangka memahami mengapa liberalisme, produk Barat ini, menjadi tantangan bagi dunia Islam. Secara gamblang akan lebih mudah dipahami bila dikaitkan dengan misi missionaris, orientalis dan kolonialis, khususnya pasca tragedi 11 September 2001 di New York City dan Washington DC dalam agenda meliberalisasikan pemikiran Umat Islam.

Selain itu, buku ini merupakan sebuah motivasi agar umat Islam mau merenungkan, menyadari serta memberi respon secara serius dalam bentuk pemikiran ataupun gerakan pemikiran, bahkan pereview merasakan bahwa penulis menginginkan para pembacanya untuk kritis dengan kondisi pemikiran hari ini.

Buku Ini terdiri dari 8 Bab. Pada BAB I diawali dengan pemaparan mengenai hakekat dan identitas peradaban Barat melalui dua periode penting. Pertama, Barat Modernisme yang terjadi saat kebangkitan dari abad kegelapan menuju periode pencerahan, abad industri dan abad ilmu pengetahuan. Di mana asas peradaban barat modern adalah rasional, sekulerisme, empirisisme (positivisme), dualisme atau dichotomi dan humanisme.

Bahkan menurut John Lock, seorang Filsof Barat bahwa Liberalisme, rasionalisme, kebebasan, pluralisme adalah inti modernisme. Kedua, Barat Postmodernisme yang lahir sebagai gerakan pemikiran untuk memprotes modernisme memiliki asas peradaban berupa Nihilisme, relativisme, anti-otoritas, pluralisme, multikulturalisme, persamaan/ equality, feminisme/genderdan, liberalisme.

Pada BAB II membahas tentang Barat dan Islam yang perbedaannya dapat dipahami dari tabel berikut:

PerbedaanIslamBarat
asasWahyu, hadith, akal, pengalaman, intuisi.Rasio, spekulasi filosofis
pendekatanTauhidiDichotomis (materialisme idealisme)
sifatOtentalitas, finalitasRasionalitas terbuka & selalu berubah.
Makna realitas & kebenaranBerdasarkan kajian metafisi, berasaskan wahyu, dst.Pandangan sosial, kultural, empiris, rasional.
Objek kajianInvisible & visible ‘Alam al-mulk & ‘Alam al-syahadahTata nilai masyarakat
Elemen-elemenKonsep tuhan, konsep wahyu, penciptaan, manusia, ilmu, agama, kebebasan, nilai, moralitas.Agama, moralitas, filsafat, politik, kebebasan, persamaan, individualisme.
 Agama sebagai asas seluruh elemen peradabanAgama sebagai salah satu elemen dari seluruh elemen peradaban.

Selanjutnya pada BAB-III menjelaskan tentang Makna dan Sejarah Liberalisme. Yang didalamnya memaparkan tentang Liberalisme Ekonomi dan Politik serta liberalisme keagamaan.

Sedangkan pada BAB-IV menjelaskan tentang Islam dan Tantangan Liberalisme. Dalam bab ini Francis Fukuyama menyatakan bahwa nilai-nilai Barat merupakan ancaman bagi masyarakat Islam. Dapat kita lihat dari kutipan statementnya, yang menyatakan bahwa:

“Tidak diragukan lagi, dunia Islam dalam jangka panjang akan namak lebih lemah menghadapi ide-ide liberal ketimbang sebaliknya, sebab selama seabad setengah yang lalu liberalisme telah memukau banyak pengikut Islam yang kuat. Salah satu sebab munculnya fundamentalisme adalah kuatnya ancaman nilai-nilai liberal dan Barat terhadap masyarakat Islam Tradisional.”

Pada BAB V dijelaskan mengenai Agen-Agen Liberalisasi, sehingga pembaca mengetahui bentuk-bentuk gerakan dan program dalam upaya menyebarkan prinsip-prinsip atau elemen-elemen pandangan hidup Barat. Tiga gerakan tersebut adalah: Missionarisme, Orientalisme dan Kolonialisme. Serta dijelaskan juga kategorisasi diri umat Islam yang terbagi ke dalam empat kelompok: Fundamentalis, Traditionalis, Modernis dan Sekularis. Dipaparkan pula bentuk kebijakan yang tepat untuk menghadapi empat kelompok tersebut secara strategis maupun praktis.

Selanjutnya pada BAB VI memaparkan perihal praktik Liberalisasi yang terjadi di Indonesia baik melalui pendidikan, bantuan sosial dan bentuk kegiatan lainnya yang disupport oleh dana asing, khususnya dari Amerika Serikat.

Pada BAB VII menjelaskan tentang Penerapan Liberalisasi Pemikiran. Bernbagai metode dan pendekatan liberalisasi diterapkan ke dalam pemikiran Islam. Adapun upaya yang dilakukan dimulai dengan 1) penyebaran doktrin relativisme, 2) melakukan kritik terhadap Al- Quran, 3) penyebaran paham Pluralisme Agama, 4) mendekonstruksi Syari’ah, dan 5) Penyebaran faham Feminisme dan Gender.

BAB VIII yang merupakan bab Kesimpulan, dimana penulis memberikan saran untuk umat Islam dalam menghadapi perang pemikiran hari ini.

Adapun kekurangan buku ini yang peresensi rasakan terdapat pada halaman 107 akhir hingga 108 awal, bahwa penulis tidak mengelaborasi penjelasan lebih lanjut dari respon terhadap teori Samuel Zwemmer. “… atau paling tidak sudah tidak mengklaim lagi bahwa agamanya paling benar”. Menjadi sebuah pertanyaan bagi peresensi jadi sesungguhnya sebagai umat Islam menjadikan Islam sebagai agama yang benar atau paling benar?

Sedangkan kelebihan buku ini, tipis namun penuh substansi. Penulis memaparkan secara sistematis alur dari proses lahirnya Liberasi sampai kehadiran pemikiran liberalisme di Indonesia saat ini. (Fn)

Tags: FeaturesPendidikan
jasa seojasa seoseo checker

Related Posts

Mari Bersahabat Karena Allah
Essay

Mari Bersahabat Karena Allah

Januari 21, 2021
Solusi Atasi Pungli
Essay

Solusi Atasi Pungli

Desember 4, 2020
Reforma Agraria ala Omnibus Law
Essay

Reforma Agraria ala Omnibus Law

Oktober 31, 2020
Ushul Fiqh dan Persoalan Mazhab
Essay

Ushul Fiqh dan Persoalan Mazhab

Oktober 31, 2020
Dilema Romantisme Semu
Essay

Dilema Romantisme Semu

Oktober 18, 2020
Cara Orang Besar Saling Memaafkan: Kisah Buya Hamka, Pramoedya dan Bung Karno
Essay

Tak Ada Cinta Pada UU Cipta Kerja: Pasal 65 Klaster Pendidikan Cederai Konstitusi

Oktober 9, 2020
Load More
    Facebook Twitter

    © 2020 ADP Dev

    No Result
    View All Result
    • Sejarah
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Essay

    © 2020 ADP Dev

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Fill the forms bellow to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In