• Sejarah
  • Budaya
  • Pendidikan
  • Essay
Rabu, Januari 20, 2021
Pelajar Profetik
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Pelajar Profetik
No Result
View All Result
Home Budaya

Peradaban : Sebuah Konflik Hipotesa

admin by admin
2020/12/05
in Budaya
4 min read
0 0
0
Peradaban : Sebuah Konflik Hipotesa
55
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Peradaban : Sebuah Konflik Hipotesa

Oleh : Adham H. Amrulloh (Komandan Wilayah Brigade Pelajar Islam Indonesia Jawa Timur)

Setiap person tidak mungkin tidak menginginkan kesejahteraan atas dirinya, sebagaimana seorang filsuf Yunani kuno bernama Demokritus menyatakan bahwa “Tujuan setiap person yang hidup adalah untuk memenuhi kepuasan diri”. Fahrudin Faiz dalam sebuah kelas filsafat juga menambahkan bahwa inilah pondasi dasar akan hedonisme yang belakangan ini kita temui semakin bersifat materialis sejak masa renaissance. Yang selanjutnya person-person ini akan membentuk masyarakat dengan kebudayaan khas mereka sendiri hingga terbentuknya sebuah peradaban yang ada di akhir dari perjalanan pencapaian hidup mereka. Tak semua peradaban berakhir dengan buah apel (berkah) diakhir cerita, manusia sebagai makhluk yang memilki free will dengan berbagai perbedaan ekspresi dan kemampuan tentu akan memiliki paradigma nya masing-masing. Dapat kita tengok bagaimana hanya tinggal segelintir orang saja yang selamat pada era Nabi Daud, apa yang terjadi pada kaum sodom, lalu sebuah peradaban yang diyakini sebagai peradaban paling maju pada masanya seperti Atlantis dan Pompeii. Dalam wacana peradaban sebagai puncak pencapaian dari hasil proses budaya dalam masyarakat yang memang lebih banyak dibahas dan dikaji oleh sesepuh atau tokoh masyarakat dan akademisi yang ada di tengah masyarakat, serta selalu akan kita akan dengar narasi bahwa peradaban ini sifatnya masih sangat futuristik dan hari ini kita sedang dalam proses untuk mencapai kesana.

Dalam sebuah lagu karya Feast yang berjudul Peradaban didalamnya ada lirik yang diualang ulang sampai akhir lagu.

“Karena peradaban takkan pernah mati

Walau diledakkan, diancam “tuk diobatI

Karena peradaban berputar abadi

Kebal luka akar, tusuk atau caci maki”

Perdaban takkan pernah mati, peradaban berputar abadi. Sebagaimana kita tau bahwa peradaban itu sendiri menurut KBBI, yaitu : 

  1. Kemajuan (kecerdasan kebudayaan) lahir batin.
  2. Hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa.

Bisa dikatakan peradaban itu sendiri memilki makna suatu keadaan yang telah malalui proses pembentukan unsur-unsur kebudaya yang berlaku dalam sebuah masyarakat. Secara alternatif dapat kita artikan peradaban itu sendiri adalah hasil prestasi masyarakat dalam sebuah lingkup ternentu. Secara praktis kita dapat menyebut diri kita adalah masyarakat peradaban Indonesia. Meskipun kita juga dikatakan sebagai masyarakat peradaban dunia dengan menghilangkan identitas diri sebagai masyarakat A, B atau C dengan melupakan kekhasan kita dan lebih mengeneralisir antara kita dengan yang lain, tanpa peduli apapun yang menyertainya.

Dalam masyarakat umum, peradaban muncul dengan penyebutan barat/asing dan timur. Peradaban barat yang bercirikan kemajuan IPTEK dan terkenal memiliki badan besar serta kulit lebih cerah, bahkan masih dikultuskan oleh beberapa kalangan masyarakat terutama negara negara bekas penjajahan bahwa meraka orang hebat serta good looking namun amoral. Sedangkan peradaban timur terkenal dangan hal hal yang spritual, lincah serta kaya akan budaya namun masih cukup primitif. Dalam sebuah film berjudul “The Dictator” yang rilis pada tahun 2012, dalam sebuah scene dialog antara supreme leader Aladin dan seorang bodyguard bayaran bernama Mr. Clayton terdapat sebuah narasi sebagai berikut :

            “Admiral General, I am here for your protection 24/7”

            “OK”

            “But in the interest of full disclosure, i have to say i hate Arabs”

            “Well that’s fine because I am not an Arab”

“Well, you’re all Arabs to me, the black, the Jews, those blue tree-hugging queer in Avatar. In fact, anyone from outside of America is technically an Arab”

Ini merupakan narasi yang populer di era Dark Age yang menunjukkan klaim akan kedigdayaan dan merujuk kepada nasionalisme buta yang sering dijadikan motto berbunyi “Right or wrong is my country”. Kompetisi antar peradaban untuk mendominasi dan menjatuhkan antara timur dengan barat secara pasti merupakan salah satu proses menuju world civilization yang entah siapa yang akan berkuasa di akhir cerita.

Di rumah kita sendiri, Indonesian Civil Society atau masyarakat madani merupakan target peradaban masyarakat menurut para ahli memeng selalu menjadi pembicaraan dan kajian yang memberi candu bagi para akademisi dan pengetahun dasar bagi siswa sejak dibangku sekolah dasar. Dengan pemantik sebenarnya kapan Indonesia mencapai atau telah mendekati puncak kejayaannya? Secarta histori banyak yang akan merujuk pada pencapaian kerajaan Majapahit yang hampir berhasil menyatukan melayu dibawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan Maha Patih Gadjah Mada pada abad ke 14 masehi. Atau dalam proses siar walisongo yang berhasil menghantarkan Indonesia sampai kemerdekaan sejak abad ke 16 masehi. Semua dapat memberi klaim atas puncak kejayaan Indonesia kapan dan seperti apa.

Sebagaimana siklus tesa, antitesa dan sintesa yang terus berulang disetiap era, begitu pula peradaban. Masyarakat yang jenuh atau tidak sependapat dengan pencapaian dalam sebuah masyarakat meskipun telah mendapat kesejahteraan tetap saja pada akhirnya akan memberikan penolakan dan pemberontakan dalam era tersebut. Yang berujung pada pemikiran bentuk peradaban yang sesuai dengan freewill masing-masing orang dari barisan sakit hati peradaban tersebut. Hari ini peradaban Indonesia memimpikan civil society yang di dalamnya akan kita temukan Pancasila’s Perfect Form, dan kesejahteraan yang berada dibawah naungan Ratu Adil dalam mitologi Jawa kuno. Dengan jelas kita juga dapat di katakan bahwa perdaban itu memiliki dimensi  akademis, tradisi dan teologis tinggal bagaimana dan siapa yang lebih mendominasi masyarakat tersebut. Bahkan setiap kelompok-kelompok kecil dapat memliki peradabannya sendiri, beserta semua argumentasi, analisa dan tradisi yang menjadi ideologi.

Tags: HipotesaMASYARAKATperadaban
jasa seojasa seoseo checker

Related Posts

Korean Wave, Layakkah jadi Panutan Anak Bangsa?
Budaya

Korean Wave, Layakkah jadi Panutan Anak Bangsa?

Oktober 17, 2020
Transformasi Nilai-Nilai Islam Melalui Budaya Panjang Maulid Nabi di Banten
Budaya

Transformasi Nilai-Nilai Islam Melalui Budaya Panjang Maulid Nabi di Banten

September 4, 2020
Nilai-Nilai Islam dalam Budaya Merari’
Budaya

Nilai-Nilai Islam dalam Budaya Merari’

September 4, 2020
Transformasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Budaya Minangkabau
Budaya

Transformasi Nilai-Nilai Islam Terhadap Budaya Minangkabau

September 4, 2020
Transformasi Nilai-Nilai Keislaman Terhadap Adat Minangkabau
Budaya

Transformasi Nilai-Nilai Keislaman Terhadap Adat Minangkabau

September 4, 2020
Load More
    Facebook Twitter

    © 2020 ADP Dev

    No Result
    View All Result
    • Sejarah
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Essay

    © 2020 ADP Dev

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Fill the forms bellow to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In